Kamis, 24 November 2016

Alquran: Tuntunan bukan Tontonan

  Alquran: Tuntunan bukan Tontonan
 Oleh : Fadlan Khoiri, S.Th.I
(Penulis adalah Ketua Pusat Kampung Qur’ani Bidang Tilawah Alquran dan
Mahasiswa Program Pascasarjana (S2) UIN Sumatera Utara Prodi Ilmu Hadis)



Alquran adalah pedoman bagi semua manusia, umat Islam khususnya. Sebagai pedoman

Alquran harus senantiasa hadir di dalam kehidupan kita. Karena kehidupan yang kita jalani

adalah kehidupan sementara. Karena kita yakin ada kehidupan yang abadi setelah kehidupan

yang akan berlalu saat ini. Allah Swt. berfirman: “mengapa kamu kafir kepada Allah, Padahal

kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-

Nya kembali, kemudian kepada-Nya- lah kamu dikembalikan?” (QS. Al Baqarah: 28) Ayat ini

menginformasikan kepada kita bahwa semua yang telah dihidupkan oleh Allah Swt. akan mati

dan akan hidup selamanya dengan kembali kepada-Nya.

Dalam menjalani kehidupan yang sementara ini, kita butuh modal dasar yang dapat

menunjukkan kita ke jalan yang lurus. Jalan yang lurus adalah jalan yang diridhai Allah Swt.

agar ketika kita kembali kepada Allah untuk selamanya, kita sudah siap untuk menerimanya.

Jalan tersebut bisa kita dapatkan melalui Firman-firman Allah yang telah dibawa oleh nabi

Muhammad Saw. yakni Alquran. Kita harus paham apa itu Alquran sebelum membacanya

kemudian mengamalkannya. Karena jika kita tidak paham maka hal itulah yang menjadikan

Alquran hanya sebagai tontonan bukan tuntunan.

Pengertian

Abdul Wahhab Khalaf dalam bukunya “Ushul Fiqh” menyatakan bahwa: Alquran adalah

firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw., Muhammad bin Abdullah, melalui

Jibril dengan menggunakan lafadz Bahasa Arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi

hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi imam bagi manusia, memberi

petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah

kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushaf, dimulai dari surat Al Fatihah

dan diakhiri dengan surat An Nas, disampaikan kepada kita secara mutawattir dari generasi ke

generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga dari perubahan dan pergantian.

Kehujjahan

Abdul Wahab Khallaf mengatakan bahwa “kehujjahan Al-Qur’an itu terletak pada

kebenaran dan kepastian isinya yang sedikitpun tidak ada keraguan atasnya”.  Hal ini

sebagaimana firman Allah Swt. yang berbunyi : “Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan

padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (QS. Al Baqarah: 2)

Berdasarkan ayat di atas yang menyatakan bahwa kebenaran Alquran itu tidak ada

keraguan padanya, maka seluruh hukum-hukum yang terkandung di dalam Alquran merupakan

aturan-aturan Allah yang wajib diikuti oleh seluruh ummat manusia sepanjang masa hidupnya.

M. Quraish Shihab dalam bukunya “Wawasan Alquran” menjelaskan bahwa “seluruh

Alquran sebagai wahyu, merupakan bukti kebenaran Nabi Saw. sebagai utusan Allah, tetapi

fungsi utamanya adalah sebagai petunjuk bagi seluruh ummat manusia”.

Aplikasi

Kita semua mengetahui bahwa Alquran adalah petunjuk bagi umat Islam khususnya,

namun fenomena yang terjadi di kalangan masyarakat saat ini tidak mencerminkan bahwa

Alquran adalah petunjuk, bukan menjadi tuntunan tetapi hanya menjadi tontonan.

Bisa kita lihat dari beberapa peristiwa yang belakangan ini mencuat di masyarakat salah

satunya dengan kehadiran tokoh non Muslim yang tidak pantas berdalihkan ayat-ayat Alquran,

dengan membawa-bawa surat al-Maidah ayat 51. Lantas, hal ini langsung naik ke permukaan.

Bukan si pelontar kalimat tersebut yang mau kita jadikan bahan renungan, karena apa yang

dilakukannya jelas telah menodai Alquran dan merusak keharmonisan, tetapi mengapa harus hal

ini terjadi barulah kita tersentak untuk mengkaji tentang surat al-Maidah ayat 51?

Surat al-Maidah adalah salah satu surah yang ada dalam Alquran, namun masih banyak

lagi ayat-ayat yang harus kita baca, kita fahami, dan kita amalkan dalam kehidupan dunia ini,

yang pada akhirnya kita mengharapkan kebahagiaan di akhirat nanti sesuai dengan amalan yang

telah kita perbuat.

Hal ini harus kita dengungkan di tengah-tengah masyarakat bahwa Alquran jangan hanya

menjadi tontonan, yang dapat dipajang dilemari-lemari, di rak-rak rumah yang tidak tersentuh

sama sekali dalam sehari. Tetapi jadikan Alquran sebagai tuntunan bagi kita, sebagaimana yang

telah dijelaskan oleh Rasul Saw. “Aku tinggalkan kepadamu (sekalian) dua perkara jika kalian

berpegang teguh kepada keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya; yaitu Alquran dan

Sunnah Nabi” (HR. Al Hakim).

Dalam Hadis tersebut kita diberitahukan oleh Nabi Saw. agar terus berpegang teguh

kepada Alquran dan Sunnah maka tidak akan tersesat selama-lamanya. Maka dari itu, kita baca

Alquran setiap hari, kita ajarkan anak-anak generasi muda kita umtuk lebih dekat kepada

Alquran. Kita tanamkan sejak dini bahwa Alquran sumber dari segala ilmu, sumber pembuka

rezeki, dan sumber pendekatan kepada Ilahi Rabbi.

Inilah yang coba kami lakukan di “Pusat Kampung Qur’ani”, step by step mencoba untuk

menanamkan rasa cinta generasi muda Islam terhadap Alquran. Insya Allah, apabila telah

terbangun kecintaan kita terhadap Alquran, Allah pasti akan memberikan keberkahan dalam

hidup kita. Semoga kita yang senantiasa membaca dan mengamalkan Alquran mendapatkan

gelar yang disampaikan oleh Nabi “tidak akan tersesat selama-lamanya” yakni gelar yang tidak

dapat direvisi apa lagi di bohongi oleh kalimat-kalimat dari orang yang tak pasti.
Wallahu A’lamu.

Bagikan

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.